Pelajaran Hidup Tinggal dengan Roommate

Saya pernah berada dalam situasi dimana selama setahun penuh saya harus tinggal dengan seorang kenalan dari sekolah menengah. Banyak pelajaran hidup yang saya dapatkan ketika tinggal dengan roommate. Sebelum menjadi roommate, kami tidak pernah sedekat ini sebelumnya, tetapi kami diterima di universitas yang sama dengan jarak yang cukup jauh dari rumah. Di Indonesia, sangat wajar jika menganggap kenalan yang berasal dari daerah yang sama sebagai keluarga, maka memutuskan untuk tinggal bersama adalah pilihan utama kami. Selain itu, orang tua kami setuju untuk berjuang pada kehidupan baru bersama keluarga merupakan pilihan terbaik.yang bisa diandalkan.

Mungkin sebagian besar dari kalian pernah menemukan artikel ini mungkin mengalami hal yang sama. Satu pertanyaan yang mungkin masih melekat di pikiranmu yaitu apa yang harus kita persiapkan sebelum pindah dan tinggal bersama roommate? Jawabannya adalah memastikan diri untuk siap dan terbuka terhadap apa pun yang mungkin terjadi dalam situasi baru, baik ataupun buruk. Saya akan berbagi apa saja pelajaran hidup tinggal dengan roommate yang sejauh ini saya dapatkan.

1. Kesabaran bisa menjadi pereda amarah yang efektif

Roommate saya kebiasaannya tidak teratur, yang merupakan kebalikan dari kepribadian saya yang perfeksionis. Jadi setiap kali dia meletakkan belanjaannya dengan berantakan di meja, saya harus merapikan secara diam-diam (walaupun dalam hitungan jam barang tersebut akan kembali ke tempat yang dia inginkan). Dalam beberapa minggu, rasa frustasi saya mulai meluap. Bukan hanya karena saya harus merapikan ulang barang-barang berulang kali, tetapi ketidaknyamanan karena selalu memiliki ruang yang berantakan adalah hal yang cukup mengganggu bagi saya. Menahan kemarahan benar-benar membebani saya secara mental ketika tinggal dengan orang lain. Saya percaya orang lain pernah mengalami hal yang sama.

Namun, seiring waktu, saya benar-benar melatih kesabaran saya. Ada pencerahan yang melanda ketika setelah beberapa hari mengendalikan keinginan untuk mengatur kembali barang-barangnya, (khususnya, saya melatih diri saya untuk lebih tenang), roommate saya mulai menunjukkan sedikit kemajuan dan mulai mengatur barang-barangnya. Dari sini, saya menyadari bahwa teman saya memiliki cara hidup sendiri seperti saya, dan saya harus belajar menyesuaikan diri dengan mereka seperti bagaimana dia juga perlahan menyesuaikan diri dengan cara saya. Bersabar berarti memberi waktu agar hal-hal berkembang. Meskipun ini terdengar seperti pekerjaan berat bagi sebagian orang, pasti akan menguntungkan diri sendiri di kemudian hari. Kesabaran merupakan pelajaran hidup paling dasar yang perlu kamu kuasai ketika tinggal dengan roommate.

2. Toleransi adalah gerbang menuju ketenangan

Jika kamu sudah menguasai kesabaran, toleransi menjadi pelajaran hidup yang akan mudah dilakukan saat tinggal dengan roommate. berarti bertahan dengan situasi yang belum tentu kamu setujui. Hal tersebut berkaitan erat dengan memiliki kesabaran. Setelah kamu bisa mengendalikan kesabaran, kamu akan dapat mentolerir perilaku roommate-mu yang tidak satu frekuensi. Seperti kasus saya sendiri, kebiasaannya yang berantakan adalah satu hal yang sulit untuk saya toleransi, tetapi akhirnya saya berhasil menerima perbedaan seiring berjalannya waktu. Begitu kamu menyadari bahwa kebiasaan mereka tidak lagi mengganggu, di titik itulah kamu sudah melepaskan beban yang sangat berat di pundakmu

3. Belas kasih memudahkanmu untuk memaafkan

Suatu kali, teman sekamar saya tidak sengaja merusak barang milik saya. Saya tidak ingat apa itu, tapi saya ingat betapa hancurnya perasaan saya. Saya pikir itu terjadi lama setelah saya menumbuhkan kesabaran saya, karena saya memiliki waktu untuk mendengarkan permintaan maafnya dengan penuh perhatian. Karena kami menjadi lebih dekat, reaksi awal saya bukanlah kemarahan murni seperti bagaimana saya biasanya akan bereaksi. Saya mengerti, tapi saya tidak bisa menahan diri untuk merasa sedikit kecewa. Saya telah menumbuhkan sesuatu yang lain dalam diri saya, itu adalah belas kasih. Saya membiarkan diriku untuk bersimpati padanya dan mencoba menempatkan diriku pada posisinya untuk lebih memahami apa yang dia rasakan.

Baca juga: Tips Berbagi Apartemen di Jakarta

4. Komunikasi dua arah dengan roommate selalu menjadi kunci

Suatu hari, roommate saya tidak sengaja merusak barang milik saya. Saya tidak ingat barangnya, tapi saya ingat betapa hancurnya perasaan saya saat itu. Saya pikir hal itu terjadi lama setelah saya menumbuhkan pelajaran hidup tentang kesabaran selama tinggal dengan roommate.. Maka dari itu saya mencoba mendengarkan permintaan maaf dengan penuh perhatian. Karena kami sudah lebih akrab, reaksi awal saya bukanlah kemarahan murni seperti bagaimana saya biasanya akan bereaksi. Saya bisa mengerti, tapi tidak bisa menyembunyikan kekecewaan yang saya rasakan. Saya mencoba untuk bersimpati padanya dan mencoba menempatkan diri pada posisinya untuk lebih memahami apa yang dia rasakan.

5. Meningkatkan kesadaran diri

Sekarang, setelah kamu dan roommate atau teman sekamarmu mulai mempraktikkan komunikasi dua arah, maka konflik umum apapun bisa diminimalisir. Salah satu konflik yang saya bicarakan adalah seberapa terbatas ruang pribadi atau privasi dalam hal berbagi kamar dengan orang lain. Namun, seiring waktu, kalian akan menguasainya. Kamu dan roommate mu akan terbiasa dengan bagaimana kalian berdua ingin dihormati terkait privasi satu sama lain atau waktu pribadi. Tentu saja, ini tidak terjadi secara alami karena membutuhkan upaya dari kedua belah pihak, itulah mengapa komunikasi dua arah menjadi pelajaran hidup yang sangat penting. Kamu perlu menyampaikan kepada teman sekamar atau roommate mu jika dia telah melewati batas, dia berhak melakukan hal yang sama kepadamu. Seiring berjalannya waktu, kamu berdua akan belajar lebih banyak tentang satu sama lain, sehingga kesadaran diri akan meningkat juga.

Saya menyadari bahwa lima pelajaran hidup yang saya peroleh secara pribadi setelah tinggal dengan roommate selama setahun penuh telah membantu membentuk saya menjadi siapa saya hari ini. Menurut saya, ini tidak sebanding dengan tinggal dengan saudara kandung karena ada keistimewaan khusus hanya dengan menjadi bagian dari keluarga. Tapi dengan teman sekamar, kalian akan sama-sama dewasa dan bijaksana. Kamu mungkin terjebak dengan teman sekamar yang mengerikan sekarang, tetapi coba berikan waktu. Cobalah memupuk kesabaran agar kamu bisa melihat segalanya dengan lebih jelas. Namun, jika waktu masih belum bisa menyembuhkan sakit hatimu, tetap teruskan dan lanjutkan. Kamu tidak bisa menanam apapun dalam lingkungan yang beracun. Kita semua berhak mendapatkan yang terbaik.

Hello Flokq

Flokq helps people find a great place to live. Explore how you can live your life to the fullest in your city with Flokq!

Related Posts

5 Apartemen dengan Lapangan Bola: Cocok untuk Penggemar Sepak Bola

5 Apartemen dengan Lapangan Bola: Cocok untuk Penggemar Sepak Bola

8 Rekomendasi Menu Burger King Terbaik, Enak dan Harganya Sepadan!

8 Rekomendasi Menu Burger King Terbaik, Enak dan Harganya Sepadan!

10 Tempat Makan dan Hangout Dekat Apartemen Sudirman Park

10 Tempat Makan dan Hangout Dekat Apartemen Sudirman Park

15 Daftar Toko Furnitur di Bali dengan Plihan Perabot Terbaik

15 Daftar Toko Furnitur di Bali dengan Plihan Perabot Terbaik

No Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *